Di dalam suatu ruangan, terdapat sebuah botol plastik yang berada di jendela dan masih utuh dengan merknya , botol itu terlihat kuat untuk berdiri, kini dia sedang menatap indahnya cahaya matahari, sembari memikirkan keraguan di dalam benaknya.
Botol itu telah di tinggalkan oleh sang pemilik, yang bernama Alika.Ketika sedang kehausan dia akan mengambil botol itu lagi dan meminumnya.
Pagi itu, cuacanya sedang indah, tapi ada lubuk hati yang sedang gundah.
Ada apakah gerangan?
Suasana hati memang tak bisa di tebak setiap detiknya, ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi hati menjadi kurang baik.
Tidak ada manusia yang menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya, sama halnya seperti yang dialami Alika pada saat itu, ada sesuatu yang mengganjal, dan belum terselesaikan.
Selalu berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mengakhiri apa yang sudah menghampiri hidupnya.
Botol tersebut menemani lamunan Alika, seolah-olah kebeningan botol tersebut dapat menjernihkan hati yang sedang gundah gelisah.
Ibaratkan air yang ada di dalam botol, kapasitas pikiran manusia tidak bisa di tekankan diluar batas kemampuan.
Ada yang berusaha melangkah keluar dari zona nyaman dan ada juga yang bertahan untuk melawan, supaya tetap berada di posisi yang sudah ia pilih.
Beberapa orang lebih suka menyendiri ketika suasana hati sedang tidak terkontrol, lebih baik marah dengan benda daripada berdebat dengan manusia, yang tak akan selesai jika di selesaikan dengan amarah.
Botol mempunyai banyak manfaat yang tidak terhingga kegunaannya, tetapi tidak semua orang mempunyai kreativitas yang tinggi, usaha yang teliti dan kepercayaan diri yang di cari dalam diri.
Sama halnya seperti manusia, tidak semua orang mempunyai prinsip hidup yang kokoh. Ada kalanya rapuh dan butuh penyemangat ketika sedang terpuruk.
Kita tak boleh menyama ratakan kondisi seseorang, apa yang seharusnya kita lakukan adalah saling memahami, bukan menghakimi.
Layaknya sebuah botol plastik, yang ada ketika manusia haus, yang bersedia di potong bagian tubuhnya ketika manusia mencari nafkah dengan mengandalkan kreativitas dan tetap selalu ada walau terkadang, sampah plastik di salah gunakan untuk meraih keuntungan.
-Vigna Odya-
A15.2017.00743
Ilmu Komunikasi
Universitas Dian Nuswantoro